INVIEW.ID BANDA ACEH - Inovasi layanan konseling terus berkembang seiring dengan kebutuhan remaja masa kini. Salah satu pendekatan kreatif dan menyenangkan yang diterapkan adalah layanan konseling berbasis seni dengan media eco print, Selasa (20/5/2025)
Kegiatan ini merupakan bagian dari Projek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Calon Guru dalam bidang Bimbingan dan Konseling, yang dilaksanakan di YPI Dayah Mabdaul ‘Ulum Al-Aziziyah pada hari Minggu, 20 April 2025.
Pelaksanaan kegiatan ini dibimbing oleh Ibu Ratu Fazliah Inda Rahmayani, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pengampu. Projek ini dipimpin oleh Hidayatul Hayah sebagai Ketua Kelompok 2 Bimbingan dan Konseling unit 01, bersama anggota tim yaitu Gebrina Rezki, Genari Naqiatsah, Girna Deliska Putri, Herwinsyah, Ismaturrahmi, Jumaidah, Khairatin Nisak, Kintana, Liana Cahyani, dan Lisa Arif Nayanti.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para remaja dalam menyalurkan dan meregulasi emosi secara positif dan konstruktif. Melalui teknik eco print, para remaja diajak untuk berkreasi menggunakan tumbuhan sekitar sebagai media ekspresi emosi mereka.
Eco print sendiri adalah teknik mencetak motif alami dari daun atau bunga ke atas kain, menggunakan alat sederhana seperti palu untuk mentransfer warna dan bentuk tumbuhan tersebut ke media kain.
Pada awal kegiatan, peserta tampak kebingungan karena belum familiar dengan teknik ini. Namun, berkat pemaparan dari pemateri Zarul Raisa, M.Pd., para remaja mulai memahami bahwa eco print bukan hanya kegiatan seni, tetapi juga bisa menjadi sarana terapi emosional.
Zarul menyampaikan bahwa teknik mengetuk daun dengan palu dapat membantu menyalurkan emosi negatif, seperti marah, cemas, atau stres, menjadi karya yang indah dan bermakna.
Salah satu peserta, Aziz, menyampaikan kesannya dengan penuh antusias, “Kak, ternyata hanya dengan mengetuk tumbuhan menggunakan palu seperti ini bisa membuat satu hal yang bermanfaat.
Saya merasa lega karena perasaan dan emosi kita ikut tertuang ketika kita mengetuk palu ini,” ujarnya sambil menunjukkan hasil eco print-nya yang penuh warna alami.
Selama proses berlangsung, suasana kegiatan terasa hangat dan penuh keceriaan. Para peserta tidak hanya mendapatkan pengalaman baru dalam berkarya, tetapi juga merasakan kelegaan emosional setelah mengikuti sesi ini.
Aktivitas ini menunjukkan bahwa konseling tidak selalu harus berlangsung dalam bentuk percakapan formal, tetapi bisa dikemas dalam kegiatan kreatif yang bermakna.
Projek ini membuktikan bahwa pendekatan konseling berbasis seni seperti eco print memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai media pendukung layanan konseling remaja, khususnya dalam mengatasi stres, kecemasan, dan tekanan emosi di usia perkembangan mereka. Para mahasiswa PPG berharap metode ini dapat diterapkan lebih luas, baik di lingkungan sekolah maupun komunitas pendidikan lainnya.